Keutamaan Surat Al-Ikhlas dalam Hadis: Menyamai Sepertiga Al-Qur’an

Temukan keutamaan surah Al-Ikhlas berdasarkan hadis sahih. Mengapa surat pendek ini disebut menyamai sepertiga Al-Qur’an? Simak penjelasan sanad, matan, dan tafsir ulama di sini.

Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas adalah salah satu surah pendek dalam Al-Qur’an yang hampir semua umat Islam hafal sejak kecil. Walau hanya terdiri dari empat ayat, kandungan maknanya sangat dalam. Surah ini menegaskan prinsip tauhid murni, yaitu pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya. 

Banyak riwayat hadis shahih yang menyebutkan bahwa membacanya memiliki keutamaan besar, bahkan disebut menyamai sepertiga Al-Qur’an. Artikel ini akan membahas keutamaan tersebut berdasarkan hadis Nabi ﷺ, analisis para ulama tentang sanad dan matan hadis, serta penjelasan makna yang terkandung di dalamnya.

Makna Surah Al-Ikhlas

Surah Al-Ikhlas menegaskan bahwa Allah adalah al-Ahad (Yang Maha Esa) dan as-Shamad (tempat bergantung segala makhluk). Allah tidak bergantung pada siapa pun, sedangkan semua makhluk bergantung pada-Nya. Surat ini menolak segala bentuk kemusyrikan dengan menegaskan bahwa Allah tidak memiliki anak maupun orang tua.

Pesan utama dari surah ini adalah tauhid: mengesakan Allah dalam segala hal, baik dalam ibadah, doa, maupun harapan hidup.

Relevansi Surah Al-Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagi umat Islam, surah Al-Ikhlas tidak hanya sekadar bacaan pendek untuk shalat atau dzikir. Surah ini adalah inti dari akidah tauhid. Mengulang-ulang surah ini dapat menjadi pengingat bahwa semua aktivitas kita harus dilandasi keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah.

Membiasakan diri membaca surah Al-Ikhlas setiap hari baik dalam shalat, sebelum tidur, maupun dalam doa-doa tertentu akan memperkuat hubungan kita dengan Allah. Bahkan, jika diamalkan dengan ikhlas, ia bisa menjadi jalan menuju surga, sebagaimana yang dijanjikan Rasulullah ﷺ dalam hadisnya.

Redaksi Hadis Tentang Keutamaan Surah Al-Ikhlas

Salah satu riwayat penting mengenai keutamaan surah Al-Ikhlas terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari sahabat Abu Sa‘id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apakah salah seorang dari kalian mampu membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?”
Para sahabat merasa hal itu berat, lalu beliau menjawab: “Surah Al-Ikhlas sama dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Abu Dawud, no. 1461).

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, an-Nasai, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi, sehingga memperkuat kedudukannya.

Sanad Hadis (Periwayat)

Dalam tradisi ilmu hadis, setiap riwayat selalu diteliti dari dua sisi: sanad (rantai periwayat) dan matan (isi hadis). Hadis Al-Ikhlas ini diriwayatkan dari jalur Yahya bin Sa‘id → Sufyan ats-Tsauri → Abu as-Salih → Abu Sa‘id al-Khudri → Rasulullah ﷺ.

Para ulama hadis menilai sanad ini sahih. Semua perawi dikenal sebagai perawi terpercaya (tsiqah) dan memiliki hafalan yang kuat. Imam al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dalam kitab sahih mereka, sehingga hadis ini mendapatkan pengakuan otoritatif dari kalangan ahli hadis.

Matan Hadis (Isi Hadist)

Isi hadis tentang keutamaan surah Al-Ikhlas sejalan dengan prinsip ajaran Islam yang menekankan tauhid. Surah ini menegaskan keesaan Allah dengan sangat ringkas: Allah Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

Beberapa ulama tafsir menjelaskan bahwa keutamaan “menyamai sepertiga Al-Qur’an” bukan berarti cukup membaca surah Al-Ikhlas tiga kali lalu seseorang bebas dari kewajiban membaca Al-Qur’an. Maknanya adalah:

  1. Al-Qur’an secara garis besar berisi tiga tema besar, yaitu tauhid, hukum-hukum syariat, dan kisah umat terdahulu. Surah Al-Ikhlas mencakup secara sempurna tema tauhid, sehingga nilainya setara dengan sepertiga Al-Qur’an.
  2. Membaca surah Al-Ikhlas berulang kali akan memberikan pahala besar, namun bukan pengganti membaca seluruh Al-Qur’an.

Hadis-Hadis Pendukung Keutamaan Surah Al-Ikhlas

Selain riwayat di atas, banyak hadis lain yang menguatkan keutamaan surah ini, di antaranya:

  1. Hadis tentang kecintaan pada Al-Ikhlas: Rasulullah ﷺ pernah bertanya kepada seorang sahabat mengapa ia selalu membaca surat ini. Sahabat itu menjawab karena surat tersebut berisi sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih. Rasulullah ﷺ pun bersabda: “Kecintaanmu pada surah itu memasukkanmu ke dalam surga.” (HR. Bukhari).
  2. Hadis tentang pahala membacanya: Dalam riwayat lain disebutkan bahwa membaca surah Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Al-Qur’an (HR. Muslim).

Nasehat Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu tentang Al-Qur’an

Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, sahabat Rasulullah ﷺ dan khalifah ketiga, dikenal sangat dekat dengan Al-Qur’an. Beliau berkata:

“Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb-nya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, bab al-Adab wa at-Tasawwuf)

Ucapan ini mengingatkan kita bahwa Al-Qur’an adalah sumber ketenangan dan tidak boleh ditinggalkan. Utsman bahkan wafat dalam keadaan sedang membaca Al-Qur’an, menunjukkan betapa erat hubungannya dengan kitabullah.

Selain itu, Utsman bin Affan juga berjasa besar dalam menyatukan bacaan Al-Qur’an. Beliau memerintahkan penyalinan mushaf dari Hafshah binti Umar, lalu menyebarkannya ke berbagai wilayah Islam dengan pengajar yang membimbing kaum muslimin. Hingga kini, kaum muslimin di seluruh dunia memiliki kesatuan bacaan berkat usaha beliau.

Kesimpulan

Surah Al-Ikhlas adalah surah yang istimewa. Meskipun pendek, keutamaannya sangat besar karena mengandung inti dari ajaran Islam: tauhid. Hadis sahih menyebutkan bahwa membacanya setara dengan sepertiga Al-Qur’an. Para ulama menafsirkan makna ini sebagai penegasan kedudukan tauhid dalam Islam, bukan pengganti kewajiban membaca seluruh Al-Qur’an. Dengan memahami dan mengamalkan surah Al-Ikhlas, seorang muslim tidak hanya memperoleh pahala besar, tetapi juga memperkuat iman dan rasa cintanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Seperti ucapan Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, “Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb-nya.”

Share the Post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita lainnya

Ikuti berita seputar kami