Ayat pertama Al-Qur’an yang diturunkan adalah perintah membaca. Mengapa demikian? Temukan makna QS Al-‘Alaq 1-5 dan pentingnya membaca dalam Islam sebagai kunci ilmu dan peradaban.
Kenapa Ayat Pertama Al-Qur’an adalah Perintah Membaca?
Dalam sejarah Islam, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan tentang hukum, bukan juga perintah shalat atau puasa. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih satu kata yang menjadi pembuka: “Iqra’”, yang berarti Bacalah!.
Hal ini tertuang dalam Surah Al-‘Alaq ayat 1–5, yang berbunyi:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ٥
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-‘Alaq: 1–5)
Ayat ini tidak hanya menjadi awal mula turunnya Al-Qur’an, tetapi juga penanda dimulainya peradaban Islam dengan pondasi ilmu pengetahuan.
1. Perintah Membaca: Awal Misi Kenabian
Membaca menjadi kunci pertama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjalankan misi dakwahnya. Meskipun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal sebagai “ummi” atau tidak bisa membaca dan menulis, namun perintah ini memiliki makna yang lebih dalam. Ini bukan sekadar aktivitas membaca huruf atau teks, melainkan juga menyimak, memahami, dan merenungkan wahyu Ilahi.
Dengan kata lain, wahyu pertama ini adalah seruan untuk menggunakan akal dan hati dalam memahami ciptaan dan kebesaran Allah.
2. Membaca dengan (menyebut) Nama Tuhan
Menariknya, perintah membaca dalam ayat pertama ini tidak berdiri sendiri. Allah berfirman: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” Ini mengisyaratkan bahwa aktivitas membaca dalam Islam bukan aktivitas netral semata. Membaca dilakukan dengan niat yang lurus dan kesadaran spiritual, bukan sekadar aktivitas intelektual.
Dengan membaca atas nama Allah, maka ilmu yang diperoleh akan menjadi berkah dan menjadi jalan menuju kebenaran, bukan kesesatan.
3. Ilmu adalah Kemuliaan
Dalam ayat keempat dan kelima, Allah menyebutkan bahwa Dia mengajarkan manusia dengan perantaraan pena dan mengajarkan apa yang tidak diketahui manusia. Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah bentuk kemuliaan yang Allah karuniakan kepada manusia.
Pena (qalam) menjadi simbol penting dalam peradaban Islam. Banyak ulama terdahulu menekankan pentingnya menulis dan mencatat ilmu, sebagai bentuk menjaga dan menyebarkan kebaikan.
4. Proses Turunnya Wahyu: Momentum Bersejarah
Menurut riwayat sahih, peristiwa turunnya wahyu ini terjadi saat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di Gua Hira, dalam keadaan menyendiri untuk merenung. Tiba-tiba Malaikat Jibril datang dan memintanya membaca.
Dalam keadaan bingung dan takut, Nabi menjawab, “Saya tidak bisa membaca.” Perintah tersebut diulang sampai tiga kali, hingga akhirnya Jibril membacakan QS Al-‘Alaq ayat 1–5.
Kejadian ini sangat penting. Dari ketakutan dan ketidaktahuan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjadi pembawa cahaya ilmu bagi seluruh umat manusia. Momen ini menunjukkan bahwa Allah-lah yang memberikan ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
5. Membaca sebagai Jalan Menuntut Ilmu
Dari ayat Al-Alaq, kita bisa menyimpulkan bahwa membaca adalah gerbang awal dalam menuntut ilmu. Dan dalam Islam, ilmu adalah salah satu pilar utama kehidupan. Banyak ayat dan hadits yang menyebutkan keutamaan orang berilmu dan bahayanya kejahilan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Maka tak heran jika umat Islam sejak dahulu sangat menjunjung tinggi literasi, mendirikan perpustakaan, menerjemahkan ribuan karya ilmiah, hingga menjadi pelopor ilmu pengetahuan pada masa keemasannya.
6. Membaca dan Pendidikan dalam Konteks Modern
Saat ini, perintah “Iqra’” masih sangat relevan. Di tengah era informasi, membaca adalah kebutuhan mutlak. Namun, membaca bukan hanya untuk hiburan atau kepentingan dunia semata, tetapi juga sebagai jalan untuk mendekat kepada Allah, memahami syariat-Nya, dan memperbaiki diri.
Membaca Al-Qur’an, hadits, kitab para ulama, atau bahkan buku-buku umum dengan niat yang benar, semua itu menjadi bentuk ibadah dan menuntut ilmu yang berpahala.
Kesimpulan
Surah Al-‘Alaq ayat 1–5 bukan sekadar awal turunnya Al-Qur’an, tapi juga menjadi pondasi peradaban Islam: perintah untuk membaca, menulis, dan menuntut ilmu.
Perintah membaca bukan hanya anjuran, tapi merupakan misi besar kenabian yang seharusnya menjadi identitas setiap Muslim. Di tengah zaman yang penuh informasi dan disinformasi, kembali kepada semangat Iqra’ adalah langkah strategis untuk membangun pribadi dan umat yang berilmu, bijak, dan beradab.
Jika kamu tertarik untuk belajar lebih dalam tentang ayat-ayat Al-Qur’an dan tafsirnya, yuk ikuti akun kami untuk konten-konten edukatif dan inspiratif seputar Al-Qur’an setiap hari.



One comment
Barakallah, sangat informatif dan menambah wawasan. Jazakallah khair.