Menghafal Al-Qur'an

Qur’anku Sahabatku, Membaca dan Menghafal Al-Qur’an dengan Pilihan Mushaf yang Tepat

Sebagai pedoman resmi bagi manusia, Al-Qur’an sudah selayaknya dijadikan sebagai sahabat dalam mengarungi luasnya samudera kehidupan. Di dalamnya, terdapat petunjuk dalam mengelola segala macam aspek kehidupan, baik secara rinci maupun global. Dengan demikian, keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an yang paling penting adalah mampu mengantarkan menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas.

Hidup dengan Hiasan Al-Qur’an

Sahabat tentu tahu kalau Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad lewat Malaikat Jibril. Selanjutnya, Al-Qur’an menjadi satu mukjizat terhebat sepanjang zaman yang dimiliki oleh Nabi Muhammad. Membacanya saja sudah dianggap sebagai sebuah ibadah, apalagi menghafalkan dan mengamalkannya.

Predikat Al-Qur’an sebagai kalam Tuhan, telah mengokohkan eksistensinya sebagai pedoman hidup. Bagaimana tidak? Allah-lah yang menciptakan langit, bumi, dan apa saja, sehingga Allah sangat tahu tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Dengan kata lain, Sahabat tidak akan pernah tersesat apabila menjalani kehidupan ini dengan berpedoman kepada Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat kunci jawaban kehidupan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.

Pahala Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an, baik paham isinya ataupun tidak, tetap dianggap sebagai ibadah dan tentu saja yang membacanya mendapat pahala. Inilah salah satu keunikan yang dimiliki oleh Al-Qur’an. Bahkan, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa bagi pembaca yang masih terbata-bata akan mendapat dua pahala, yakni pahala membaca Al-Qur’an dan pahala karena masih terbata-bata.

Uniknya lagi, tidak pernah ditemukan ada orang yang awalnya masih terbata-bata, kemudian sampai akhir hayatnya masih terbata-bata. Dengan kata lain, makin sering membaca Al-Qur’an, secara tidak kita sadari Al-Qur’an seolah-olah menuntun lisan kita agar terasa lebih lancar. Inilah salah satu keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an.

Di samping itu, dalam membaca Al-Qur’an, ada hal-hal yang perlu Sahabat ketahui terkait tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar agar keutamaan-keutamaan dari membacanya bisa diraih dengan maksimal.

Membaca Al-Qur’an sesuai Tuntunan Nabi

Satu hal yang seringkali tidak kita sadari bahwa dalam kisah Nabi Muhammad saat membaca Al-Qur’an, beliau diajari oleh Malaikat Jibril atas izin Allah. Dari sini, sudah sewajarnya bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad untuk meneladaninya, sehingga dalam membaca Al-Qur’an, kita sangat butuh terhadap sosok yang bernama guru.

Bahkan, para ulama terdahulu menganggap hal ini sebagai suatu keharusan yang sangat ketat. Jangan sampai membaca Al-Qur’an tanpa guru, dan sebisa mungkin mencari guru yang memiliki sanad yang muttashil sampai kepada Nabi Muhammad. Sanad yang muttashil ini, secara ringkas merupakan jalur keilmuan yang bersambung sampai Nabi. Ini digunakan sebagai sebuah legalitas kredibilitas.

Di samping harus memiliki guru, kita sudah sepatutnya mempelajari kaidah-kaidah tajwid dalam membaca dan menghafalkan Al-Qur’an. Bahkan, di era modern ini, menentukan model mushaf bisa mempermudah kita dalam membaca dan menghafalkannya. Mushaf inilah yang kita kenal sebagai bentuk cetak buku dari Al-Qur’an.

Menentukan Mushaf Al-Qur’an

Secara umum, di Indonesia ada dua jenis mushaf, yakni mushaf rasm utsmani dan mushaf kudus. Mushaf rasm utsmani merupakan sebuah mushaf yang penulisannya didasarkan pada model tulisan yang telah disepakati pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan. Mushaf inilah yang dijadikan standar internasional.

Adapun mushaf kudus, merupakan mushaf dengan model tulisan hasil modifikasi dari Kyai Arwani Amin yang berasal dari Kudus. Maksud beliau membuat model tulisan seperti ini adalah untuk memudahkan para pembaca Al-Qur’an.

Tak dapat kita pungkiri karena memang rasm utsmani memiliki perbedaan dengan tulisan-tulisan bahasa Arab secara umum. Dengan demikian, hadirnya mushaf kudus di samping mempermudah bacaan, juga turut serta dalam memperkaya khazanah dunia Al-Qur’an. Yang perlu dicatat bahwa perbedaan tulisan ini tidaklah mempengaruhi isi kandungan Al-Qur’an.

Di samping model tulisannya, kini mushaf hadir dengan berbagai macam fitur yang mempermudah pembaca. Banyak kemudian berdiri penerbit-penerbit yang membaktikan dirinya untuk menerbitkan Al-Qur’an, salah satunya adalah Halim Qur’an penerbit Al-Qur’an di Bandung.

Sahabat Surgamu

Bersahabat dengan Al-Qur’an tidak hanya mengantarkan kita menuju kehidupan dunia yang lebih berkualitas. Lebih dari itu, Sahabat bisa dituntun oleh Al-Qur’an menuju Surga yang menjadi idaman bagi siapa saja. Dengan demikian, keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an, selain bisa kita raih di dunia, juga bisa kita dapatkan di kehidupan nantinya di Surga.

Kita, sebagai manusia yang memiliki bahasa ibu berupa bahasa Indonesia, tentu sangat membutuhkan terhadap terjemahan Al-Qur’an dalam membantu memahami isi kandungannya.

Meskipun demikian, ada satu hal yang harus diperhatikan bahwa sejatinya terjemahan Al-Qur’an merupakan terjemahan dari “makna Al-Qur’an”. Memang sangat sukar untuk menemukan padanan kata yang tepat karena masing-masing bahasa sejatinya saling melengkapi. Dengan kata lain, ada hal-hal yang ada di bahasa Arab, sebagai bahasa Al-Qur’an, yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia.

Namun, Sahabat tidak perlu pesimis karena Al-Qur’an akan selalu menuntun pembacanya menuju pemahaman dengan banyak jalan, tidak hanya dari jalan kebahasaan saja, dan Allah Maha Segalanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *